Pembuatan Video Dokumenter untuk Membelajarkan Perubahan Iklim

09-09-2022
esd
Perubahan iklim merupakan fenomena global yang dampaknya dapat dirasakan di daerah-daerah tertentu. Akumulasi emisi gas rumah kaca (GRK) yang terjadi di seluruh dunia membuat suhu bumi meningkat melalui proses pemanasan global. Dampak meningkatnya suhu bumi tersebut adalah mencairnya es di kutub, peningkatan ketinggian permukaan air laut, dan peningkatan suhu laut. Dampak-dampak tersebut hanya bisa diamati dan dirasakan oleh masyarakat pesisir.

Pembuatan video dokumenter untuk proyek kelas perlu lebih menekankan pada kedalaman konten dibandingkan teknik videografi. Beberapa tahapan yang ada pada kegiatan pembuatan video dokumenter, yaitu tahap pra-produksi, tahap produksi, dan tahap pasca-produksi. Durasi video dokumenter juga tidak perlu terlalu panjang, namun mencakup konteks dan konten pembelajarannya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan pembuatan video dokumenter dimulai. Mulai dari penyusunan LKPD berisi pertanyaan-pertanyaan pengarah, beberapa contoh video dokumenter pendek mengenai lingkungan, dan gawai siswa yang memadai untuk pembuatan video dokumenter.

Sebelum memulai pembuatan video dokumenter, sebaiknya siswa diberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan perubahan iklim. Hal tersebut dilakukan untuk membenarkan miskonsepsi dan mencegah terbentuknya miskonsepsi selama proses pembuatan video dokumenter. Selain itu, tidak semua siswa familiar dengan bentuk video dokumenter, sehingga penayangan video dokumenter pendek mengenai lingkungan merupakan suatu keharusan.

Pembuatan video dokumenter dapat digunakan untuk membelajarkan perubahan iklim di dalam (intrakulikuler) atau di luar ruang kelas (ekstakulikuler). Kegiatan ini dilakukan siswa secara berkelompok (3-5 orang).

Tahap Pra-Produksi
Pada tahap ini, siswa diberikan sejumlah data mengenai penyebab dan dampak perubahan iklim. Selain itu, siswa juga diberikan kesempatan untuk mengeksplor berbagai data yang relevan dari sumber-sumber lain yang kredibel. Siswa juga merencanakan storyboard serta cara memvisualisasikan data yang telah diperoleh.

Gambar 1. Proses pembuatan storyboard
(Dok. Nusantari, 2022)

Tahap Produksi
Pada tahap ini, siswa mengunjungi lokasi untuk observasi dan pengambilan gambar. Setelah itu, siswa juga melakukan proses wawancara kepada warga-warga terdampak. Selain itu, siswa juga dapat mewawancarai ilmuwan iklim atau anggota komunitas lingkungan pesisir. Hal tersebut dilakukan untuk memperdalam pengetahuan siswa mengenai perubahan iklim dan dampaknya terhadap ekosistem dan kehidupan pesisir.
Sebelum melakukan proses wawancara, siswa perlu diberikan pengetahuan mengenai etika wawancara. Salah satunya adalah meminta izin (tertulis lebih baik) kepada narasumber untuk merekam dan menggunakan rekaman tersebut untuk kepentingan pembuatan video dokumenter.

Tahap Pasca-Produksi
Tahap pasca-produksi merupakan tahap pengolahan dan penyuntingan video dokumenter. Sekali lagi, guru atau instruktur perlu menekankan bahwa informasi atau konten video lebih penting daripada teknik videografi yang dimiliki video.
Pada tahap akhir pembelajaran dilakukan penayangan video-video di ruang kelas untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi dan bertanya mengenai video yang telah dibuat.  Tidak hanya itu, video juga diunggah pada sosial media sehingga dampaknya dapat menjangkau lebih banyak audiens.

Selain membelajarkan perubahan iklim, pembuatan video dokumenter juga dapat meningkatkan keterampilan riset siswa, kemampuan kolaborasi, dan kemampuan menciptakan karya audiovisual.

Ditulis oleh Esa Difny N. Nusantari