ATECCE

25-05-2022
esd

Tim ESD Indonesia yang diwakili oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menghadiri International Conference on ESD, Mongolia 2022 dan Pertemuan ketiga “Promoting Teacher Education for Climate Change Education in Asia (ATECCE)” secara online. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 03-05 Mei 2022 dan diorganisir oleh Mongolian National University of Education, National University of Mongolia dan Okayama University, bekerja sama dengan UNESCO Bangkok dan UNESCO Beijing. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap 6 bulan sekali dan  mendapat dukungan yang penuh dari Japan Society for the Promotion of Science dan BRI.

Kegiatan dibuka oleh Robert Parua, UNESCO Beijing Office, Cina dengan melibatkan beberapa negara sebagai partisipan diantaranya Indonesia, Malaysia, Mongolia, Jepang, Cina, Kazakhstan, dan Filipina. Kegiatan pada hari pertama merupakan  International Conference on ESD. Pada tanggal 04 Mei 2022 hari berikutnya dilaksanakan country report dari masing-masing negara, dan pada hari terakhir dilaksanakan university visit. Tim dari Indonesia secara khusus hanya menghadiri kegiatan hari kedua secara online.

Tim ESD Indonesia yang diwakili Prof. Dr. Phil. Ari Widodo, M.Ed (UPI) dan Dr. Eko Hariyono, S.Pd., M.Pd (UNESA) mempresentasikan country report dengan 4 program utama yaitu Preparing Teacher to Teach Climate Change, Exploring Teaching Strategies to Teach Climate Change, Infusion of Climate Change Awareness in Wiyata Mandala School, dan Promoting Climate Change Awareness to Public. Prof Ari berkata bahwa materi perubahan iklim merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran IPA sehingga fokus tim ESD Indonesia adalah bagaimana menyiapkan Guru IPA dalam mengajarkan ESD, salah satunya tentang perubahan iklim. Tim ESD sudah membuat instrumen sekaligus memnvalidasi kompetensi guru IPA yang diperlukan dalam mengajarkan ESD. Selain itu, berbagai strategi mengajar sudah digunakan untuk mengembangkan kemampuan literasi, awareness, dan action siswa, namun hasilnya belum begitu optimal. Lebih lanjut, Pak Eko menambahkan bahwa berbagai kegiatan untuk mengembangkan kesadaran perubahan iklim sudah dilakukan di beberapa sekolah wiyata mandala.

Pemaparan country report ini diikuti oleh negara-negara yang berpartisipasi dalam ATECCE. Fokus dari semua negara secara umum adalah bagaimana mengembangkan kesadaran akan perubahan iklim, menanggapi isu perubahan iklim, menemukan solusi mengurangi dampak perubahan iklim, dan bertindak sesuai solusi yang ditawarkan. Harapan kedepannya adalah dampak perubahan iklim bisa teratasi sehingga dapat menciptakan bumi yang berkelanjutan.