Immersive Virtual Learning

08-09-2022
esd

Perubahan iklim saat ini tengah menjadi masalah yang dikhawatirkan oleh masyarakat di seluruh dunia. Memahamkan siswa tentang perubahan iklim merupakan tugas sektor pendidikan untuk membentuk generasi muda penerus bangsa yang dapat memberikan kontribusi terbaiknya untuk mitigasi perubahan iklim. Namun, mengajarkan materi tersebut bukanlah hal yang mudah, dengan konsep yang abstrak dan sistem yang kompleks di dalamnya membuat siswa merasa kesulitan dalam memahami materi tersebut.

Berbagai metode pembelajaran telah diterapkan untuk melihat bagaimana efektifitasnya dalam membelajarkan siswa mengenai perubahan iklim. Termasuk metode Immersive Virtual Learning yang biasa disebut IVL. IVL tersebut merupakan pembelajaran berbasis virtual yang imersif. Tidak sepenuhnya virtual, namun dapat diterapkan dengan sistem balnded learning atau pembelajaran kombinasi online dan offline. Pembelajaran imersif sendiri dimaknai sebagai pembelajaran yang dapat membawa siswa seolah-olah merasakan kondisi yang secara fisik tidak dapat dijangkau oleh mereka. IVL memberikan pembelajaran yang mendalam dan bermakna, meskipun dibatasi oleh jarak, siswa tetap dapat mengeksplorasi hal-hal yang sulit dijangkau.

Pembelajaran IVL diterapkan dengan banyak kegiatan yang berpusat pada siswa, dan guru hanya bertugas sebagai fasilitator. Rangkaian kegiatan yang terdapat dalam IVL diantaranya adalah percobaan sederhana untuk pemodelan efek rumah kaca, pengamatan virtual melalui video Virtual Field Trip (VFT), observasi lapangan atau lingkungan rumah dan sekitarnya, webinar bersama NGO yang bergerak di bidang peduli iklim, dan pembuatan produk untuk mengkampanyekan gerakan peduli iklim.

Beberapa kegiatan tersebut dilakukan oleh siswa, sebagian melalui online dan sebagian yang lainnya offline. Mayoritas kegiatan tersebut dilakukan secara berkelompok, sehingga hal tersebut dapat melatihkan kemampuan kolaborasi siswa. Tidak lupa dalam setiap tahapan kegiatan, setiap siswa akan dipandu oleh Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang sebelumnya diberikan oleh guru. Hasil observasi mereka juga akan ditulis dalam LKPD tersebut. 

   

Gambar 1A. Pemodelan Efek Rumah Kaca (Dok. Mufida, 2022)

  

Gambar 1B. Pengamatan VFT (Dok. Mufida, 2022)

Kegiatan pemodelan efek rumah kaca dimulai dengan percobaan pemodelan efek rumah kaca. Setiap kelompok siswa diberikan beberapa alat praktikum seperti backer glass, termometer, kain lap, kaki tiga, spirtus, penjepit, plastik bening, gelang karet, tali rafia, dan air. Alat dan bahan mereka siapkan setelah mendapatkan pengantar praktikum dari guru. Hasil percobaan ditulis dalam LKPD dan kemudian didiskusikan bersama-sama dengan guru.

Kegiatan kedua adalah melakukan pengamatan pada video VFT yang didalamnya berisi video cuplikan mengenai fakta-fakta yang berkaitan dengan penyebab dan dampak perubahan iklim di lingkungan wilayah mereka. Siswa akan mengamati video tersebut untuk dapat menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKPD. Diskusi kelompok dilibatkan dalam kegiatan tersebut untuk menentukan jawaban yang paling tepat dari setiap pertanyaan, berdasarkan pendapat masing-masing anggota kelompok. Setelah melakukan dua kegiatan tersebut siswa masih harus mengobservasi lingkungan rumah dan sekitar rumah mereka masing-masing sebagai tugas ketiga yang harus dikerjakan selama di rumah.

A. Presentasi Hasil Observasi

  

B. Webinar Bersama Greenpace

Gambar 2. Kegiatan 4 dan 5 pada Pembelajaran IVL

(Dok. Mufida, 2022)

Kegiatan keempat adalah mempresentasikan hasil observasi lingkungan yang mereka lakukan di rumah (Gambar 2A). Kegiatan tersebut hanya dilakukan oleh perwakilan kelompok. Setiap kelompok yang maju berhak mendapatkan pertanyaan dari kelompok lain maupun guru. Adapun kegiatan selanjutnya (kelima) adalah webinar bersama dengan Greenpeace. Greenpeace merupakan suatu komunitas yang bergerak di bidang peduli iklim. Pemateri dalam webinar pada Gambar 2B merupakan salah satu anggota Greenpeace yang merupakan ekspert di bidang iklim, karena beliau merupakan lulusan University of Leeds di UK dengan jurusan Climate Change and Environmental Policy. Webinar dilakukan melalui zoom. Siswa-siswa akan terhubung dengan pemateri yang berada di Jakarta melalui zoom.

Pemateri menyampaikan banyak informasi  perubahan iklim yang kontekstual, mudah dipahami, dan tentunya menarik. Materi-materi tersebut diantaranya adalah penyebab dan dampak perubahan iklim, kebijakan pemerintah, hingga kontribusi komunitas-komunitas yang peduli terhadap iklim. Selama kegiatan webinar berlangsung, siswa dihimbau untuk mencatat setiap hal penting yang disampaikan oleh pemateri, dan di akhir webinar, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi dengan pemateri terkait materi perubahan iklim.

 

A. Membuat Produk (Poster)

B. Mempresentasikan Produk 

Gambar 3. Kegiatan 6 pada Pembelajaran IVL

(Dok. Mufida, 2022)


Gambar 3 menunjukkan rangkaian ke 6 dari kegiatan dalam pembelajaran IVL. Pada kegiatan tersebut setiap siswa membuat poster (Gambar 3A) sebagai bukti kepedulian mereka terhadap perubahan iklim. Melalui poster siswa dapat mengkampanyekan gerakan peduli iklim pada masyarakat umum, utamanya dapat dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Setelah membuat poster, siswa akan mempresentasikan hasil karya mereka di depan kelas (Gambar 3B), semua siswa berhak memberikan pertanyaan, kritik, maupun saran untuk hasil karya temannya.     

A. Produk Hasil Karya Siswa (Poster)

B. Unggahan Poster di Medsos 

Gambar 4. Kegiatan 6 pada Pembelajaran IVL

(Dok. Mufida, 2022)

Setelah dipresentasikan di depan kelas, hasil karya siswa diunggah di media sosial (Medsos) mereka masing-masing, baik di Instagram, Facebook, Twitter, dan media sosial yang lainnya, dengan caption yang ditulis sendiri oleh siswa (Gambar 4B).


Ditulis oleh Asita Al Mufida