Ramadan: Langkah Awal Hidup Berkelanjutan

24-03-2023
esd

Bulan Ramadan bagi umat Islam merupakan waktu untuk meningkatkan ketakwaan dan refleksi diri. Selama Ramadan, umat Islam diwajibkan melaksanakan saum sebagai bentuk takwa dengan menahan diri dari rasa lapar, haus, dan yang paling utama adalah menahan diri dari hawa nafsu. Pelaksanaan saum juga sebagai sarana belajar untuk hidup secukupnya, tidak berlebihan. Ini adalah kesempatan untuk merefleksi diri dari sikap boros dan sikap tak acuh terhadap lingkungan.

Bagi umat Islam, Allah SWT memerintah umatnya untuk mengonsumsi makanan yang baik (tayyib) dan halal. Makanan yang seperti apa yang sebaiknya kita makan? Berdasarkan buku Food Rules mengenai petunjuk untuk pemakan, makanan yang baik adalah makanan yang tumbuh di alam dan kita bisa membayangkan bahan tersebut dalam keadaan mentahnya. Buku tersebut juga menyarankan untuk memakan makanan yang dimasak oleh manusia. Dewasa ini, sebagian makanan dibuat oleh mesin melalui pengolahan pangan.  Oleh karenanya, kita perlu bijak dalam memilih sumber makanan, terutama makanan dalam kemasan untuk membaca kandungan zat di dalamnya. Makanan yang banyak mengandung zat kimia bertolak belakang dengan konsep makanan yang baik (tayyib).

Setelah memahami kandungan zat gizi dalam makanan, langkah berikutnya adalah mindful eating. Mindful eating adalah sikap kita dalam memperlakukan makanan. Ambillah makanan yang diperlukan oleh tubuh sesuai dengan porsinya. Makanlah dengan tenang dan perlahan untuk menikmati makanan yang tersaji. Makan sambil bermain sosial media atau menonton tayangan televisi membuat pikiran kita terdistraksi sehingga kita tidak memperhatikan dan menikmati makanan yang kita makan. Sikap mindful eating mengajarkan kita untuk memahami kualitas makanan dan porsi makanan yang kita makan sehingga tidak ada makanan yang terbuang. Dengan demikian, kita dapat terhindar dari sikap boros terhadap makanan.

Mulai dari Ramadan ini, mari kita mulai langkah kecil untuk memulai kebiasaan baik menuju hidup berkelanjutan. Berikut ini beberapa kiat yang bisa kita lakukan:

  1. Recycle makanan sisa. Jika terdapat makanan sisa karena jumlah masakan berlebih saat berbuka, maka makanan tertentu yang kondisinya masih bagus dapat kita olah kembali untuk disantap saat sahur. Pengolahan makanan tersebut menghindarkan kita dari sikap membuang makanan.
  2. Go local. Gunakan produk pangan atau alat-jasa yang bersifat lokal. Hasil panen dari kota/daerah sendiri misalnya.
  3. Membawa air dalam botol minum sendiri dan tempat bekal sendiri untuk berbuka sehingga kita tidak perlu membeli minuman/makanan dalam kemasan plastik.
  4. Reuse dan Refresh. Gunakan kembali barang lama yang dapat digunakan, seperti penggunaan dekorasi atau pakaian lama yang restyle (didesain ulang dengan pengurangan/penambahan ornament pada pakaian).
  5. Jika terdapat barang bekas yang sudah tidak terpakai dalam kondisi bagus, barang tersebut dapat dijual secara daring atau didonasikan.

Itulah kiat-kiat melaksanakan ibadah dan aktivitas di bulan Ramadhan secara berkelanjutan. Punya ide lain untuk melakukan gaya hidup sehat? Yuk, tunjukkan aksimu dan tag ESD Indonesia di sosial media!


Instagram/Tiktok: @esdindonesia

Penulis: Puti Siswandari

Editor: Esa Difny N. Nusantari